Kebebasan
Jiwa dan kebebasan
Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya
Dalam fungsi menentukan perbuatan, jiwa berhubungan dengan kehendak bebas
Karena jiwalah manusia menjadi mahluk bebas
Kebebasan itu mendasar bagi manusia dan merupakan penting humanisme.
determinisme: aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia. Setiap peristiwa, termasuk tindakan dan keputusan manusia disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya.
Seluruh kegiatan manusia di dunia berjalan menurut keharusan yang bersifat deterministik -Determinisme fisik-biologis
-Determinisme psikologis
-Determinisme sosial
-Determinisme teologis
Jenis-jenis kebebasan:
Kebebasan horizontal (berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan, bersifat spontan, semata pertimbangan intelektual) dan kebebasan vertikal (pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai)
Kebebasan eksistensial (kebebasan positif, lambang martabat manusia) dan kebebasan sosial (terkait dengan orang lain, kebebasan
Nilai humanistik dalam kebebasan eksistensial
1)Melibatkan pertimbangan
2)Mengedepankan nilai kebaikan
3)Menghidupkan otonomi
4)Menyertakan tanggung jawab
Kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis dan normatif
4 alasan adanya pembatasan kebebasan sosial:
*Menyertakan pengertian
*Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial
*Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
*Terkait dengan hakikat manusia sebagai mahkhluk sosial
Kelompok saya membuat tugas dialog tentang kebebasan. Inilah hasilnya
Percakapan 2 Narapidana
Diceritakan ada 2 orang narapidana yang telah
mendekam di penjara selama lebih dari 20 tahun. Suatu saat, tiba lah saat
Narapidana 1 dinyatakan bebas.
Malam sebelum hari kebebasan, di dalam sel
Narapidana 1
Bro, akhirnya gua bebas juga....
Narapidana 2
Kok lu senang banget ?
Narapidana 1
Iya lah !! Orang macam apa yang ga seneng dapet kebebasan ?
Narapidana 2
Lu yakin, Bro ?
Narapidana 1
Iya dong ! Apalagi… ini berarti gua bisa ngelakuin apa pun yang
gua suka... hahaha
Narapidana 2
Lah... bukannya disini juga bisa, Bro ? Selama ini kita melakukan
apa yang kita mau, ga pusing mikirin makanan lagi.. semua udah tersedia ! Kalau
di luar sana.........
Narapidana 1
Ah ! Sudahlah ! Lu cuma ngiri aja sama gua !
Narapidana 2
Ya.... terserah lah....
Keesokan harinya, saat-saat yang ditunggu pun
tiba, hari kebebasan Narapidana 1. Akan tetapi, kebebasan itu tidak bertahan
lama. Beberapa hari kemudian, Narapidana 1 kembali masuk sel yang sama.
Narapidana 2
Lah.... ? Kenapa lu disini lagi ?
Narapidana 1
Iya, gua sengaja ngebunuh orang...
Narapidana 2
Kenapa ? Bukannya lu mau bebas supaya bisa ngelakuin apa pun yang
lu mau ?
Narapidana 1
Ternyata lu bener, Bro. Bebas bukan berarti bebas ngelakuin apapun
yang kita mau. Kebebasan itu ga ada. Semakin kita mencoba bebas, semakin erat
"rantai" kehidupan menjerat kita. Mendingan disini... seengganya ga
perlu mikirin soal makan.
Akhirnya, kedua narapidana "tinggal"
dalam sel untuk waktu yang sangat lama.
--Selesai--
Manusia dan afektivitas
Kekayaan dan kompleksitas afektivitas manusia
Yg membedakan manusia dg tumbuhan: afektivitasnya.
Afektivitaslah yg membuat manusia ‘berada’ di dunia, berpartisipasi dg org lain. Afektifitaslah yg mendorong org utk mencintai, mengabdi dan menjadi kreatif. Cara hadir kita di dunia diperdalam oleh afektivitas.
-Sikap mana yg diambil afektivitas berhadapan dengan obyek? Terhadap obyek yang dianggap berguna subyek mencintainya. Ini disebut cinta utilitaris/bermanfaat.
-Bgm sikap subyek dapat ditentukan secara afektif oleh obyeknya? Dibedakan ‘perasaan’ dan
‘emosi’.Kehidupan afektif memperlihatkan macam-macam cara yg berbeda menurut bagaimana subyek menguasai obyek. Keadaan afektif yg berbeda-beda ini disebut ‘hasrat-hasrat jiwa’ (Thomas Aquinas).
Apa yang bukan perbuatan afektif?
-Cinta membuktikan diri dlm perbuatan2. Cinta mendahului perbuatan2.
-Kerap afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa: Padahal kehidupan afektif bukan
hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yg spiritual.
Apa yang merupakan perbuatan afektif?
-Hidup afektif atau afektivitas=seluruh perbuatan afektif yg dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
-Perbuatan afektif sedikit mirip dengan ‘perbuatan mengenal’ karena dianggap perbuatan vital/imanen. Tapi perbuatan afektif beda dengan ‘perbuatan mengenal’ karena perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan pada ‘perbuatan mengenal’ subyek membuka diri pd obyek.
Nah, materi selanjutnya adalah intelgensi. Pada materi ini kami semua disuruh membuat power point dan merangkum materinya. Ini adalah hasil dari power point kelompok saya.
Intelegensi
Pengetahuan dari segi subjek dan objek
1) Segi subjek
1.Keterbukaan , si pengenal bisa menjadi sadar akan eksistensi dan kodrat realitas.
2.Kemampuan menyambut , objek yang dikenal mempengaruhi eksistensi subjek sendiri dan tinggal dalam bentuk gambar , ingatan dan ide.
3.Interioritas, adanya tempat dalam si pengenal dalam dirinya , maka ia mempunyai interioritas ,semakin banyak interioritas semakin banyak mengetahuinya.
2) Segi objek
Untuk menjadi objek yang dikenal, untuk menyatakan dirinya pada satu pihak membuat kesan (atau
mempengaruhi) subjek. Dan pihak lain ditangkap oleh subjek itu. Suatu realitas bisa mempengaruhi
lainnya, hanya sejauh ia distruktur , ditentukan , sejauh ia mempunyai bentuk yang memberikan
kepada fisionomi khasnya dan menyebabkan adanya perbendaan dari yang bukan ia. Bentuk suatu benda menunjukkan kepada kita orientasi , tujuan dan arti benda itu.
Intelegensi
Salah satu gagasan
yang begitu banyak dibicarakan orang.
Bukan intelegensi manusia
ÒPengetahuan
manusia adalah sekaligus indrawi
dan intelektif.
ÒPengetahuan
inderawi dan pengetahuan intelektif
bersifat sinergis
ÒBerkat
inderawi pengetahuan manusia
menyerupai pengetahuan
hewan dan berkat keduanya
(inderawi dan intelektif) ia
melebihi secara esensial.
ÒSifat
khas dari pancaindera adalah
mencapai langsung kualitas ini atau itu dari konkret yang sedang
ditunjukkan kepadanya
sedangkan sifat
dari intelegensi menangkap
kodrat objek dan tetap
menyimpannya dalam
dirinya sehingga dapat dipertimbangkan objek
itu bagi dirinya baik objeknya
masih ada atau tidak ada.
ÒInderawi
batin adalah ingatan dan imajinasi (daya
membayangkan), keduanya
merupakan
intelegensi,
namun pancaindera hanya
menggambarkan segi-segi
material dan konkret serta
individualisasikan sedangkan
menyatakan, menyimpan
, membangkitkan dan
mempertimbangkan
(konsep
atau ide) struktur esensial , susunan metafisik, eidos
dari objek itu.
Perbedaan
Intelegensi
dengan
indera batin lainnya disebut sebagai estimasi dan kogitatif.
Pertanyaan dan Jawaban dari power point
1.Apakah pengetahuan itu berbanding lurus dengan intelegensi?
ÒKemampuan
sangat ditentukan oleh
tinggi rendahnya intelegensi
yang normal selalu menunjukkan
kecakapan
sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adakalanya perkembangan
ini ditandai oleh
kemajuan-kemajuan yang berbeda
antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang
anak
pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan
kawan sebayanya. Oleh
karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan
suatu hal yang tidak
diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar.
ÒSelama
kegiatan belajar mengajar, tentunya terdapat materi pembelajaran berupa
pengetahuan yang
ingin
disampaikan kepada
para peserta didik. Hal ini menyebabkan bahwa pengetahuan
sebenarnya berbanding lurus dengan intelegensi
dan saling terkait antara yang satu dengan yang
yang lain. Pengetahuan adalah rangsangan bagi manusia untuk dapat mengembangkan
intelegensi masing-masing.
1.Kemampuan mengklasifikasi pola –
pola objek
Seorang
yang normal adalah orang yang mampu dalam mengklasifikasikan stimulasi-stimulasi
yang
tidak identik ke dalam satu kelas atau rumpun
2. Kemampuan beradaptasi (kemampuan belajar)
Kemampuan beradaptasi merupakan suatu kemampuan
yang harus manusia miliki dalam
kehidupannya dan kemampuan beradaptasi ini menentukan inteligensi atau kecerdasan seseorang
apakah inteligensinya tinggi atau rendah
3. Kemampuan menalar secara deduktif
Yaitu kemampuan menalar atau melogikan sesuatu dari kesimpulan menjadi paparan
yang detail
4. Kemampuan menalar secara induktif
Yakni kemampuan penalaran atau melogikakan sesuatu
yang berupa paparan atau penjelasan menjadi
suatu kesimpulan
yang mewakili
5. Kemampuan mengembangkan konsep
Yaitu kemampuan seseorang memahami suatu c
ara kerja objek atau fungsinya dan kemampuannya
bagaimana menginterpretasikan suatu kejadian.
6. Kemampuan memahami
Kemampuan memahami adalah kemampuan seseorang dalam melihat adanya hubungan atau relasi
didalam suatu masalah dan kegunaan –
kegunaan hubungannya bagi pemecahan masalah tersebut.
7. Kemampuan untuk berfikir secara konvergen (memusat) dan divergen (menyebar)
8. Kemampuan berfikir secara abstrak
9. Kemampuan berfikir dan bertindak secara terarah, bertujuan, dan rasional
10. Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman
11. Kemampuan untuk menggunakan apa
yang telah dipelajari
12. Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik,
13. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang sulit dengan memperhatikan aspek
psikologis dan intelektual
14. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi-situasi baru
15. Kemampuan untuk memahami masalah dan memecahkannya.
Intelegensi materi yang cukup banyak maka saya sebisa mungkin untuk meraangkumnya agar mudah
untuk di menegerti.. Sekian dulu materi untuk pertemuan ke 8 ini. Semoga bermanfaat.